Tuesday, October 9, 2012

Green Canyon menyegarkan hati



Pantai Batu Karas

Weekend kemarin (28-30 Sept 12) gw main ke Green Canyon, Pangandaran, Jawa Barat. Lokasi Green Canyon ini di Desa Kertayasa, Ciamis, Jawa Barat, kurang lebih 31 Km dari Pangandaran. Green Canyon ini sebenernya nama tempat wisatanya Cukang Taneuh, Citumang, tapi lebih dikenal dengan Green Canyon. Gw bersama teman-teman gw ber-5 (Siskom, Cukong, Yusril, Isni) lalu ketemu team lain 4 orang, jadi ber9 deh. Awalnya kami berangkat dari terminal Kampung Rambutan. Kami naik bus AC Gapuraning Rahayu Jakarta-Pangandaran, ongkosnya Rp. 65000. Busnya berangkat jam 8 malam. Setelah itu bus yang ke Pangandaran gak ada lagi. Di dalam bus itu kami ketemu dengan team yang 4 orang, lalu ketemu dengan team lain 7 orang. Sepanjang perjalanan gw tetap berkomunikasi dengan Kang Dede, Guha Bau yang menyediakan jasa body rafting. Guha Bau artinya Gua Bau. Nah, di Citumang itu ada gua yang isinya kelelawar, gua-nya bau banget kotoran kelelawar. Kotoran kelelawar ini biasanya dipakai sebagai pupuk. Contact-nya Kang Dede: 085228766558/ 08154666558.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 8 jam. Kami sampai di pool Gapuraning, Pangandaran pukul 4 pagi. Lalu kami dijemput oleh Kang Dede and the gang dengan mobil pick up. Mobil pick up itu disewa Rp. 200rb per hari. Kami ber-9 jadi 200rb dibagi 9 orang. Awalnya kami mau liat sunrise di Pangandaran, tapi gak sempet. Setelah shalat dan bersih2 di Masjid Istiqomah Pangandaran, kami beranjak ke lokasi kantor Guha Bau. Jarak dari Masjid Istiqomah sampai Guha Bau kurang lebih 45 menit. Setelah itu kami sarapan dan siap2 ber-body rafting. Body rafting ini beda dengan rafting. Klo rafting kan pake perahu, nah kalo body rafting ya pake badan aja. Kami pakai life jacket, knee protector sama helm. Untuk perempuan sebaiknya pake legging, jaga2 aja supaya kulit kaki gak langsung terpapar sama batu2 kali. Oya, dianjurkan untuk pake sendal gunung, bawa sendiri dari rumah lebih baik, tapi kalo nggak ada di sana disediain kok, tapi kalo lagi rame, bisa gak kebagian. Biaya body rafting ini Rp 175rb per person, dapet makan 1x, sertifikat, dan fasilitas seperti protector, dll.





Perjalanan dari kantor Guha Bau ke starting point body rafting Sungai Cijulang memakan waktu kurang lebih 20 menit, dengan trek yang luar biasa. Jalanannya rusak dan naik turun. Kami naik mobil pick up yang sebelumnya menjemput kami. Setelah sampai di lokasi, kami harus berjalan kurang lebih 10 menit menyusuri ‘pintu masuk’ hutan untuk sampai ke hulu sungai. Di sini tercium bau kotoran kelelawar. Iyuh.. perjalanan naik turun dan berbatu ini cukup asyik, jadi inget waktu naik gunung.
Setelah sampai di hulu sungai, kami foto-foto dulu. Waah keren banget deh pemandangannya! Air sungainya hijau bening. Arus sungai tidak begitu keras karena sedang kemarau. Gw memang ngejar kemaraunya supaya bisa lihat warna asli sungainya. Kalau lagi musim hujan, airnya coklat dan kotor. Lalu kami mulai dengan lompat ke sungai. Gak semua sih, yang berani ajah.hehe. gw sih hayok! :p
Siskom manja banget di sini -_-
Kami semangat sekali berenang, terbawa arus, dan cipak cipuk menikmati segarnya air sungai. Jiper sekali ketika arus begitu kencang. Gile aje, kemarau aja begini gimana musim hujan?? Bisa kebawa arus gw. Susah banget waktu gw pengen ngelawan arus. Badan terbentur2 batu sana-sini. Kami gak bisa bawa kamera. Jadi kamera dibawain sama mamang tour guide, yang jelas kameranya harus yang waterproof dan kalo bisa shockproof, haha jaga-jaga terbentur batu. Seneeeng banget waktu berenang gaya dada trus ngerasain air dari atas akar pohon. Seperti air hutan/ mata air.

menikmati tetesan air dari atas tebing
Sayangnya, di dekat-dekat akhir perjalanan kami, ada kejadian buruk. Temen gw si Yusril gaya2an loncat salto. Dia gak menyadari di bawah itu ada batu. Dia melepas helm dan life jacketnya. Alhasil kepalanya terbentur batu L sedih deh.. lukanya kami bebat dengan kaosnya, ya pertolongan seadanya aja. Lalu kami cepat-cepat menyelesaikan aktivitas ini. Untungnya memang sudah dekat dengan pintu akhir. Kami mampir di warung di pinggir sungai untuk mencari betadine dan air hangat. Kasian bang ucil.. setelah itu kami kembali ke kantor Guha Bau dengan menggunakan perahu. Yusril langsung ditangani oleh dokter setempat. Melihat cara kerjanya, gw gak percaya kalo doi mau jahit lukanya Yusril, jadi gw minta Bioplacenton aja. 
cepet sembuh bang uciiill


Setelah itu kami mandi, bersih2, beres2, packing. Rencananya kami mau main ke Batu Karas, Batu Hiu, kemudian menginap di Pangandaran. Karena Pantai Pangandaran katanya dekat dengan terminal jadi memudahkan kami besoknya kembali ke Jakarta. Karena terlalu lama berangkat dari Guha Bau, kami sampai di Batu Karas sudah jam 3. Retribusi masuk pantai ini Rp 35rb per mobil. Kami main-main di sana kurang lebih satu jam. Pantainya kurang oke ah, kok di internet keknya oke yah.. trus karena kami mau mengejar sunset di Pangandaran, kami gak jadi mampir di Batu Hiu. Batu Karas – Pangandaran ternyata jaaaaaauh. Kami makin bingung deh mau nginep apa nggak. Dan ternyata Pantai Pangandaran ke terminal juga jauh. Sedangkan bus ke Jakarta itu jam setengah 8 pagi. Hueeee. Waktu sampai Pangandaran, sunsetnya gak dapet, dan kecewa juga ternyata pantainya kayak Ancol. Duh ilfil berat. Waktu sampai Pangandaran gw nanya2 penginapan, harganya 200rb per kamar, bisa untuk 5-7 orang. Tapi kami berpikir lagi, buat apa kalo cuma numpang tidur trus besok subuh mesti siap2 pulang lagi. Dalam detik2 terakhir akhirnya kami putuskan untuk pulang bersama teman2 yang memang gak rencana nginep.


perjalanan ke Batu Karas

Bus malam terakhir Pangandaran-Jakarta berangkat jam 7 malam. Kami naik bus yang sama yaitu Gapuraning, seharga 65rb per orang. Perjalanan pulang juga ternyata memakan waktu yang sama yaitu 8 jam. Kami sampai di Kp. Rambutan pukul 3 pagi. Kemudian setelah say gudbye dengan team yang lain, kami berlima numpang tidur di Masjid Kp. Rambutan. Pukul 5 kami kemudian pulang ke rumah masing-masing dengan bus/angkot. Setelah dihitung-hitung, dalam trip ini kami menghabiskan Rp 340rb per orang.
Badan gw remuk redam gileeee.. mantap lah! Esok harinya gw ke salon untuk luluran sekalian dipijit. Baru enak dah badan gw. Luka Yusril juga katanya sudah membaik. Obrigado, Deo for this another experience.



Monday, August 6, 2012

Lumpang Lampung

Selamat pagiii....!! sempet-sempetnya nih gw nulis blog, lagi di kantor hahaha.. kerjaan gw udah selesai inih, hehe. Gw mau cerita tentang trip gw ke Lampung, 3-5 Agutus kemarin. Gw belum pernah ke Lampung, waktu duluu pas SMP pernah ngelewatin doang waktu mau ke Medan pake mobil. Kemarin gw pergi bersama teman-teman panitia KTA VII. Ceritanya sih pembubaran panitia, tapi buat kami ini lebih ke kesehatian panitia, jadi gak bubaran ya boook. Kami mau main ke rumah Edo sekalian jalan-jalan. Meeting point: Anglican Church after PAKJP.

Jumat, 3 Agustus 2012 gw dan beberapa orang panitia kebaktian dulu di PAKJP. Setelah itu, berdatangan lah panitia lain. Kami pakai 2 mobil: mobil bang Rudy dan bang Nicky. Di mobil bang Rudy ada gw, kak Reine, Edo, dan Nita adiknya Edo; di mobil bang Nicky ada kak Yanti, Kak Novel, Kak Friska, Bang Ingan, dan Dian. Kami berangkat jam 22:30 dari Anglican, lalu jemput kak Friska di Sumber Waras, brancut deh. Eh mampir dulu di Rest Area karena mau cobain baksonya Dian. Wuihh enaaakk. Tepat jam 12:00 kami menuju pelabuhan Merak. Kami sampai di Merak kira-kira jam 2. Ngantuk beneerr.. kami tidur di ruang lesehan yang bertarif Rp. 8000 per orang. Ngemper dahh, kaki depan muka, ada yang ngorok, dll, malah ternyata kotor banget, jaketnya Edo yang sedang gw pinjam jadi kotor dah.
hihi kotor banget jaket Edo


Kira-kira pukul 6:30 kami berlabuh di Lampung. Dari pelabuhan, ternyata masih jauuh ke pusat kota, rumah Edo. Pemandangan kiri-kanan dihiasi dengan perkebunan, pertanian, ada hutan-hutan juga. Truk barang gak berhenti-berhenti lewat lintas Sumatera.

Museum Lampung
Sampai di kota Lampung kami mencari Otak-otak ikan. Enak bangets! Gw sekarang jadi pengen banget nih, belum sarapan. Kira-kira jam 10:30 kami sampai di rumah Edo, sarapan nasi uduk dan ketupat sayur yang sudah disiapkan ortu Edo, sudah dingin. Haha. Keluarganya Edo hangat sekali, jadi membuat kami nyaman nginep disana. Setelah beres-beres, pukul 12:30 kami berangkat ke Museum Lampung. Biaya masuk Rp 4000 per orang. Di sini terdapat asal muasal dan benda-benda sejarah kota Lampung. Setelah itu kami makan Ikan Pindang Patin, wuidiiihh enak bangeett, murah pulak! Rp. 150 ribu untuk ber-10.



Museum Lampung


Setelah makan siang kami beranjak ke Pantai Mutun. Bayar Rp 74 ribu untuk 2 mobil 10 orang. Waktu sampai Mutun, gw kecewa, jelek pantainya, kurang terawat juga. Ternyata kami gak main kesana, tapi nyeberang ke Pulau Tangkil. Biaya kapal untuk kami ber-10 Rp. 100 ribu anter jemput dan muter-muter. Murah! Pulau Tangkil menurut gw biasa aja sih. Tapi lumayan laah. Mungkin ada yang lebih cantik di sisi lain pulau, tapi gak sempet muterin pulau. Anak-anak terlanjur menikmati foto-foto yang begitu lama ituh! Tiap 5 meter took picture, haha. Padahal menurut gw kalau mereka mau jalanin tu pulau, pasti ada spot yang lebih bagus.

Di pulau ini ada juga sampahnya , tapi gak banyak sih. Karangnya bagus juga. Kami menikmati Pulau Tangkil sambil menikmati Pempek waduh enaknyoo.

Pulau Tangkil
Setelah menikmati sunset, kami beranjak kembali pulang. Kami makan malam di Bakso Sonny. Waaaaa enak bangetttttt!! 1 porsinya kalo gak salah Rp 9000. Enak bener dah. Setelah makan bakso, kami makan durian di pinggir jalan. Tapi rasanya mengecewakan :( matengnya gak mateng di pohon. Katanya sih karena belum panen Durian. Kami makan 6 buah Durian Rp 100 ribu. Setelah puas seharian, kami kembali ke rumah Edo. Mandi-mandi, bersih-bersih, kemudian kami menikmati malam dengan menonton The Kite Runner. Tapi baru setengah film berjalan, tinggal gw dan kak Yanti yang terjaga sampai film habis. Ah si kak Yanti bisaan aja, malem-malem gitu, dia mau ngorek-ngorek gw hihi.. skip.


Pulau Tangkil


Hari Minggu, hari yang muliaaa. Kami siap-siap mau ke gereja. Kami bergereja di GKI Bandar Lampung. Gerejanya kecil, terletak di sekolah BPK Penabur. Kasian, padahal jemaatnya banyak, sampai duduk di luar L semoga Tuhan memberikan berkat untuk mendirikan gereja yang lebih besar. Selama ibadah gw ngantuk haha, kecapean. Waktu gw liat temen-temen yang lain ada juga yang ngantuk, gw jadi senyam-senyum sendiri, jadi gak ngantuk lagi deh.

Habis dari gereja, kami mampir ke pasar. Kak Novel mau beli Teri Lampung. Setelah itu kami makan siang bareng ke Hajah Anna bareng keluarga Edo. Makan pecel lele (dapet 2 lele kecil), nasi, sayur asem, lalap, buah, agar-agar, dan sambel nikmat, plus air putih Cuma 10-ribuan per orang!! Mantaaaaaaappppp!! Sayang bener gw lagi dismenarrhea, sakit perut pinggang :(


Edo's Residence
Setelah makan siang nikmat, kami beranjak kembali ke rumah Edo untuk perpisahan dengan keluarga Edo. Ngobrol-ngobrol dikit, foto-foto, salim-salim, lalu brancuuts! Dalam perjalanan pulang, gw susah bergerak. Perut gw kontraksi. Duh, gak nyaman banget deh.


Kami mampir di Pantai Bagus. Yaah lumayan laah pantainya. Tiba-tiba ada lah ide konyol bang Rudy untuk ngiterin pantai pake mobil, doi nurunin mobil, eeehh tenggelam lah tuh roda di dalam pasir yang lembut. Makin di gas makin masuk. Fuuh! Untung masa kontraksi dismenarrhea gw udah lewat. Kurang lebih 2 jam kami berusaha mengeluarkan mobil dari area pantai, ditarik pake mobil bang Nick juga gak bisa. Akhirnya bisa naik juga berkat bimbingan orang setempat. Hadeeuh ada-ada aja dah bang Rudy. Hahaha tapi enjoy ajah! Yah akibatnya memang jadi kemalaman pulangnya. Kami baru naik kapal jam 20:30, sampai di Merak pukul 23 lewat. Akhirnya baru sampai rumah jam 2 lewat oaaaaaa..



nyeblosss!! DOROOONG!

Terima kasih Tuhan, happy banget trip Lampung ini! Yippie!! terima kasih juga untuk setiap hal manis sepanjang trip *ahey. Pengeluaran kami total 300 ribu per orang karena gak keluar duit penginapan. Thank you Amang dan Inang Corne :p One day musti main kesini lagi nih, tapi jangan dikejar2 waktu, trus kak Luce dan Kak Olly musti ikut hehe. Pengen banget ngerasain kuliner yang lain di Lampung.




Thank you team pan KTA VII :) SALAM PANTAI BAGUS!!

Tuesday, July 31, 2012

Lost in UK

huaaaaa.. udah lama gak nulis!! maap yaaah, lagi rada sibuk hehe.
mau cerita trip gw lagi yaaa..


kaosnya bebas, sablonnya sama
Tanggal 6-8 Juli kemarin (baru sempet nulis sekarang) gw dan kawan2 Karjaw Gang kembali bersua di alam. Setelah nyenyong2 di group BBM, kami arrange trip ke UK a.k.a Ujung Kulon. Banyak yang menyangka kami akan ke UK (United Kingdom) ihiy ini mah impian gw bangets. Awalnya kami mau ikut trip organizer, tapi berhubung sangat mahaaal, kami arrange sendiri. Namun itu pun masih butuh tambahan beberapa orang untuk meminimalisir biaya. Akhirnya, terkumpul lah 13 orang. 7 orang Karjaw Gang and 6 orang new friends. Oya, kami bikin kaos loh: LOST in UK! Trip ini menghabiskan biaya kurang lebih 650rb per orang. Kalau ikut trip organizer, dengan jumlah 13 orang bisa menghabiskan 800-900 ribu per orang.

Meeting point: Plangi. Kami berangkat kurang lebih jam 20:30 dengan menggunakan mobil Elf. Perjalanan cukup mengasyikkan, ditambah celotehan Marshel yang gak pernah berhenti. Namun, di tengah jalan, out of nowhere, kira-kira pukul 2 am, sepertinya udah deket-deket Ujung Kulon, 1 ban mobil kami pecah. Untung ada ban cadangan. Jalan di daerah sana parah bener, gujlak gujluk! Pukul 5 pagi kami sampai di penginapan Wisma Badak, Sumur. Lumayan cukup waktu untuk leyeh-leyeh sebelum ngebolang. Pukul 07:00 kami berjalan menuju pantai untuk naik perahu menuju Pulau Handeuleum. Di pantai ini terdapat banyak nelayan. Mereka sedang sibuk menjemur ikan. Pemandangan yang sangaaat menyejukkan hati gw.


The Karjaw Gang
Kemudian sebuah perahu kecil mengantar kami ke kapal besar yang sudah kami pesan. Di perahu kecil ini banyak bangkai2 ikan kecil seperti teri, iyuh.. Kami naik kapal besar berwana putih lalu beranjak ke Pulau Handeuleum. Ketika memasuki kepualauan Ujung Kulon, signal dari provider apapun tidak terdeteksi. Wew, keknya memang harus fokus liburan. Pulau pertama yang kami kunjungi ialah Pulau Handeuleum.. Di sini kami menikmati hutan kecil dan berfoto dengan rusa. Duhh cakep deh. Setelah itu kami beranjak ke Sungai Cigenter yang tidak jauh dari Handeuleum. Kami menikmati keindahan alam dengan menggunakan canoe. 1 canoe dapat menampung 5-6 orang. Kami masing-masing diberikan 1 dayung. Menyusuri sungai ini, seharusnya tidak boleh berisik, supaya bisa bertemu badak bercula satu yang heitss itu. Taaapi yaa namanya Karjaw Gang keknya gak bisa kalau gak berisik! Satu-satunya hewan yang dapat kami temui adalah seekor burung kecil berwarna orange yang sedang bertengger. Badak, Buaya, Monyet, Ular, gak ketemu. Temen gw cerita, belum beberapa lama ini, ada wisatawan yang digigit buaya di sini. Hiiiyy..


Sungai Cigenter

Di sungai ini banyak terdapat pohon (seperti pohon bakau) yang buahnya seperti buah kolang-kaling. Lupa namanya. Katanya buahnya bisa dimakan. Sayang, kami gak dapet buah yang matangnya pas untuk dimakan.

Setelah menikmati Cigenter, kami meneruskan perjalanan kami ke Pulau Peucang. Nah disinilah penginapan kami. Huaaaawwwwwwhhhh pantainya cuuaaaaaannntttiiiikkkkkk buanget!!!!! Pasirnya kayak susu! Seriously! Banyak bari rusa, rusa, dan monyet berkeliaran. Makanya, penginapan harus selalu ditutup, kalo gak, barang-barang bisa dijarah sama monyet2! Di depan penginapan kami terdapat lapangan rumput bercampur pasir yang sangat luas. Di rumput2 itu terdapat banyak kotoran rusa (seperti kotoran kambing). Sama persis dengan yang kami temukan di Pulau Handeuleum. Gw rada bingung sih, kok bisa kotorannya meyebar rata di lapangan pula. Setelah beberes barang2 di kamar, kami menikmati keindahan pantai dengan berenang, dan foto2 (pastinya).
menyusuri hutan menuju Karang Copong
Pukul 16:30 kami bersiap-siap untuk menyusuri hutan menuju Karang Copong. Wudiihh.. yang gak suka dan gak biasa trekking bakal ngos2an nih! 

Perjalanan menuju Karang Copong kurang lebih 45 menit. Pantainya mirip Karang Taraje di Sawarna. Oya disini banyaaaak banget bintang laut yang kecil2 warna hitam yang lebih mirip seperti rumput laut. Bintang laut ini sangat rapuh, tentakelnya gampang lepas. So, hati2 yaa kalau jalan di karang-karang kecil ini. Kasian bintang lautnya.


Karang Copong

Setelah asik foto-foto yang menikmati sunset, kami kembali menyusuri hutan dengan jalur yang sama. Nah, di sini serem moment. Hari makin gelap, sehingga hutan menjadi amaat sangaaat gelap! Lumayan ada beberapa senter dan lampu dari gadget kami. Bener2 dah gelapnya. Kaki tersandung oleh macam-macam hal di tanah menjadi hal yang biasa. Perjalanan pun menjadi terasa sangat lama. Kelelahan ditutupi oleh ketakutan dan keinginan untuk lekas sampai di penginapan. Lebay yah gw hehe.. gw sih gak takut. Gw menikmati saat-saat itu. Yeah kalo sendiri baru takut. Hahaha.  Setelah 45 menit perjalanan, akhirnya kami keluar dari hutan. Seperti biasa, gw menatap langit, dan benar saja, bintangnya banyak dan indah uwwaaaaw. Kami berjalan menyusuri lapangan yang luas menuju penginapan. Saat menoleh ke kanan kiri, tak disangka banyak mata menyala di tengah kegelapan. Sewaktu memberi sedikit penerangan, ternyataaaa mereka adalah para rusaaaa. Kaget plus wah lah gw! Ada gembalanya juga. Pantesan banyak kotoran dimana2. Ternyata tiap malam mereka keluar.

Mandi, bersih2, lalu kami makan di kapal sewaan kami. Kami menyewa kapal ini sudah berikut dengan makannya. Setelah semuanya sudah makan dan mandi, kami menikmati malam dengan main kartu, minum2, menikmati musik ajeb-ajeb yang dibawa oleh Marshel, lalu diakhiri dengan curhat2an hehe. Kami kembali ke kamar masing2 pukul 12 malam.

Cidaon
Minggu pagi, kami sudah packing, karena perjalanan kami hari ini sekalian ke jalan pulang. Hari ini kami awali dengan mengunjungi Padang Pengembalaan Cidaon. Di sini kami berharap dapat bertemu dengan Banteng atau burung Merak. Tapi kami belum beruntung. Kemudian kami kembali beranjak ke area dekat Pulau Peucang untuk snorkeling. Karangnya masih jauh laah dibanding Karjaw, tapi ikan2nya lebih beragam, dan di sini banyak banget ubur2 kecil!! Gw disengat beberapa kali. Saat itu arusnya lagi kenceng, makanya gak berani lama-lama. Serem euy. Hari makin siang, kami meneruskan perjalanan kami ke pulau Badul. Pulau kecil yang hanya terdiri dari pasir putih, pohon-pohon kecil, dan karang. Gw sangat menikmati pulau kecil ini. Seperti biasa, gw mengambil kenang2an kerang yang lucu2. Setelah puas mengitari pulau kecil ini, plus mengabadikan moment tentunya, kami beranjak pulang menuju Wisma Badak, Sumur.


Pulau Badul

Setelah sampai di Wisma Badak, kami siap2 untuk pulang. Jadwal pulang terlambat dari jadwal yang telah ditentukan. Kami berangkat dari UK kurang lebih jam 5 sore. Malah ada perbaikan jalan di daerah manaa gitu (lupa). Akhirnya sampai rumah jam 2 pagi! Hahahaha. Besoknya kembali bekerjah!