|
Pantai Batu Karas |
Weekend
kemarin (28-30 Sept 12) gw main ke Green Canyon, Pangandaran, Jawa Barat. Lokasi Green Canyon ini di Desa Kertayasa, Ciamis, Jawa Barat, kurang lebih 31 Km dari Pangandaran. Green
Canyon ini sebenernya nama tempat wisatanya Cukang Taneuh, Citumang, tapi lebih dikenal dengan
Green Canyon. Gw bersama teman-teman gw ber-5 (Siskom, Cukong, Yusril, Isni)
lalu ketemu team lain 4 orang, jadi ber9 deh. Awalnya kami berangkat dari
terminal Kampung Rambutan. Kami naik bus AC Gapuraning Rahayu
Jakarta-Pangandaran, ongkosnya Rp. 65000. Busnya berangkat jam 8 malam. Setelah
itu bus yang ke Pangandaran gak ada lagi. Di dalam bus itu kami ketemu dengan
team yang 4 orang, lalu ketemu dengan team lain 7 orang. Sepanjang perjalanan
gw tetap berkomunikasi dengan Kang Dede, Guha Bau yang menyediakan jasa body
rafting. Guha Bau artinya Gua Bau. Nah, di Citumang itu ada gua yang isinya
kelelawar, gua-nya bau banget kotoran kelelawar. Kotoran kelelawar ini biasanya
dipakai sebagai pupuk. Contact-nya Kang Dede: 085228766558/ 08154666558.
Perjalanan
memakan waktu kurang lebih 8 jam. Kami sampai di pool Gapuraning, Pangandaran
pukul 4 pagi. Lalu kami dijemput oleh Kang Dede and the gang dengan mobil pick
up. Mobil pick up itu disewa Rp. 200rb per hari. Kami ber-9 jadi 200rb dibagi 9
orang. Awalnya kami mau liat sunrise di Pangandaran, tapi gak sempet. Setelah
shalat dan bersih2 di Masjid Istiqomah Pangandaran, kami beranjak ke lokasi
kantor Guha Bau. Jarak dari Masjid Istiqomah sampai Guha Bau kurang lebih 45
menit. Setelah itu kami sarapan dan siap2 ber-body rafting. Body rafting ini
beda dengan rafting. Klo rafting kan pake perahu, nah kalo body rafting ya pake
badan aja. Kami pakai life jacket, knee protector sama helm. Untuk perempuan
sebaiknya pake legging, jaga2 aja supaya kulit kaki gak langsung terpapar sama
batu2 kali. Oya, dianjurkan untuk pake sendal gunung, bawa sendiri dari rumah
lebih baik, tapi kalo nggak ada di sana disediain kok, tapi kalo lagi rame,
bisa gak kebagian. Biaya body rafting ini Rp 175rb per person, dapet makan 1x,
sertifikat, dan fasilitas seperti protector, dll.
Perjalanan
dari kantor Guha Bau ke starting point body rafting Sungai Cijulang memakan waktu kurang lebih
20 menit, dengan trek yang luar biasa. Jalanannya rusak dan naik turun. Kami
naik mobil pick up yang sebelumnya menjemput kami. Setelah sampai di lokasi,
kami harus berjalan kurang lebih 10 menit menyusuri ‘pintu masuk’ hutan untuk
sampai ke hulu sungai. Di sini tercium bau kotoran kelelawar. Iyuh.. perjalanan
naik turun dan berbatu ini cukup asyik, jadi inget waktu naik gunung.
Setelah
sampai di hulu sungai, kami foto-foto dulu. Waah keren banget deh
pemandangannya! Air sungainya hijau bening. Arus sungai tidak begitu keras
karena sedang kemarau. Gw memang ngejar kemaraunya supaya bisa lihat warna asli
sungainya. Kalau lagi musim hujan, airnya coklat dan kotor. Lalu kami mulai
dengan lompat ke sungai. Gak semua sih, yang berani ajah.hehe. gw sih hayok! :p
|
Siskom manja banget di sini -_- |
Kami
semangat sekali berenang, terbawa arus, dan cipak cipuk menikmati segarnya air
sungai. Jiper sekali ketika arus begitu kencang. Gile aje, kemarau aja begini
gimana musim hujan?? Bisa kebawa arus gw. Susah banget waktu gw pengen ngelawan
arus. Badan terbentur2 batu sana-sini. Kami gak bisa bawa kamera. Jadi kamera
dibawain sama mamang tour guide, yang jelas kameranya harus yang waterproof dan
kalo bisa shockproof, haha jaga-jaga terbentur batu. Seneeeng banget waktu
berenang gaya dada trus ngerasain air dari atas akar pohon. Seperti air hutan/
mata air.
|
menikmati tetesan air dari atas tebing |
Sayangnya,
di dekat-dekat akhir perjalanan kami, ada kejadian buruk. Temen gw si Yusril
gaya2an loncat salto. Dia gak menyadari di bawah itu ada batu. Dia melepas helm
dan life jacketnya. Alhasil kepalanya terbentur batu L sedih deh.. lukanya kami
bebat dengan kaosnya, ya pertolongan seadanya aja. Lalu kami cepat-cepat
menyelesaikan aktivitas ini. Untungnya memang sudah dekat dengan pintu akhir.
Kami mampir di warung di pinggir sungai untuk mencari betadine dan air hangat.
Kasian bang ucil.. setelah itu kami kembali ke kantor Guha Bau dengan
menggunakan perahu. Yusril langsung ditangani oleh dokter setempat. Melihat
cara kerjanya, gw gak percaya kalo doi mau jahit lukanya Yusril, jadi gw minta
Bioplacenton aja.
|
cepet sembuh bang uciiill |
Setelah
itu kami mandi, bersih2, beres2, packing. Rencananya kami mau main ke Batu
Karas, Batu Hiu, kemudian menginap di Pangandaran. Karena Pantai Pangandaran
katanya dekat dengan terminal jadi memudahkan kami besoknya kembali ke Jakarta.
Karena terlalu lama berangkat dari Guha Bau, kami sampai di Batu Karas sudah
jam 3. Retribusi masuk pantai ini Rp 35rb per mobil. Kami main-main di sana
kurang lebih satu jam. Pantainya kurang oke ah, kok di internet keknya oke
yah.. trus karena kami mau mengejar sunset di Pangandaran, kami gak jadi mampir
di Batu Hiu. Batu Karas – Pangandaran ternyata jaaaaaauh. Kami makin bingung
deh mau nginep apa nggak. Dan ternyata Pantai Pangandaran ke terminal juga
jauh. Sedangkan bus ke Jakarta itu jam setengah 8 pagi. Hueeee. Waktu sampai
Pangandaran, sunsetnya gak dapet, dan kecewa juga ternyata pantainya kayak
Ancol. Duh ilfil berat. Waktu sampai Pangandaran gw nanya2 penginapan, harganya
200rb per kamar, bisa untuk 5-7 orang. Tapi kami berpikir lagi, buat apa kalo
cuma numpang tidur trus besok subuh mesti siap2 pulang lagi. Dalam detik2
terakhir akhirnya kami putuskan untuk pulang bersama teman2 yang memang gak
rencana nginep.
|
perjalanan ke Batu Karas |
Bus
malam terakhir Pangandaran-Jakarta berangkat jam 7 malam. Kami naik bus yang
sama yaitu Gapuraning, seharga 65rb per orang. Perjalanan pulang juga ternyata
memakan waktu yang sama yaitu 8 jam. Kami sampai di Kp. Rambutan pukul 3 pagi.
Kemudian setelah say gudbye dengan team yang lain, kami berlima numpang tidur
di Masjid Kp. Rambutan. Pukul 5 kami kemudian pulang ke rumah masing-masing
dengan bus/angkot. Setelah dihitung-hitung, dalam trip ini kami menghabiskan Rp
340rb per orang.
Badan
gw remuk redam gileeee.. mantap lah! Esok harinya gw ke salon untuk luluran
sekalian dipijit. Baru enak dah badan gw. Luka Yusril juga katanya sudah
membaik. Obrigado, Deo for this another experience.