Monday, February 18, 2013

untitled



Bergeming saat tak diharapkan.. tak bergeming saat diharapkan. Ah, zat yang sungguh unik. Kapankah kita bertemu lagi? Alam sepertinya tidak mengijinkan kita untuk bersua. Boleh kah aku mendahului alam? Jiwa ini terus mencari titik terang yang dapat mempertemukan kita. Apakah kau merasakan hal yang sama? Jika iya, mengapa kau tidak berusaha mendahului alam untuk menemukanku? Aku.kangen.kamu.

Caving at Buniayu


Aha! Udah lama banget gak nengok ke sini. Gw mau cerita pengalaman gw caving ke Goa Buniayu, Seragetan Sukabumi, 2-3 Feb kemarin. Sibuk bener euy sampe gak sempet nulis. Gw sama The Dramas (Mawan, Dipo, Isak, Ilham, Iis, Fira, dan Icha) awalnya pas lagi arisan membicarakan mau jalan-jalan. Tadinya mau ajak anggota lain seperti Tono dan Jedung. Tapi karna mobil Cuma 1 jadi Cuma bisa ber-8.

Kami berangkat Jumat malam tgl 1 Feb. Gw masih sempet PAKJ dulu. Kami ngumpul di tempat kongkow biasa di Bright Pom Bensin Pertanian. Lalu kami belanja logistik dan makan malam dulu. Dalam perjalanan gak ada yang bisa diem apalagi kami trio cewek ceriwis hihihi.. berisik! tapi beberapa saat kami tidur terus bangun berisik lagi dan seterusnya sampai Sukabumi. Tiba di Polsek Cisaat Sukabumi, kami dijemput Kang Asep. Kemudian Kang Asep menuntun kami ke Buniayu. Penginapannya rumah warga, cukup besar, ada 2 kamar dan 2 kamar mandi. Enak deh. Jadi sleeping bag gw gak dipake. Kami sampai di penginapan kira2 jam 2 pagi. Lalu kami istirahat, dan esoknya bersiap2 untuk caving.
before caving

Perlengkapan yang kami bawa ialah dry bag berisi kamera, minum, dan snack, lalu head lamp. Gw sarankan jangan bawa handphone, takut basah. Selain itu, Dipo bawa handycam dan Mawan sang cameramen membawa kamera GoPro plus lighting, jadi tambah seru deh. Kami memulai perjalanan kami di kantor Goa Buniayu yaitu dengan memakai baju dan sepatu boots. Kemudian kami memulai perjalanan di Goa Horizontal. Wew, di sini panas banget. Ternyata di sini dulu tempat syuting Si Buta Dari Goa Hantu. Kami sebentar saja di sini. Setelah dari sini kami ke Goa Vertikal. Nah di sini yang seru. Kami harus turun pake tali untuk masuk ke goa ini. Ketinggian pintu masuk Goa Vertikal sekitar 18-20 meter. Seru banget! Goanya gelap! Ya iyalah.. baru, stalaknit, stalaktit, kelelawar dimana-mana. Bedanya dengan Goa Horizontal, di sini dingiiinn.. banyak sungai kecil. Untuk beberapa saat, ketika kami beristirahat, kami mematikan semua lampu untuk merasakan gelap abadi. Luar biasa!

Di akhir perjalanan goa, ada tantangan terberat, yaitu LUMPUR! Man, lumpurnya udah kayak pasir hisap. Boots kami gak bisa di angkat, kaki harus copot boots dulu. Gila dah energy habis di sini. Terus, untuk mencapai pintu keluar goa, kami harus naik tangga kecil rope ladder dari besi dan tali. Ini susah banget! Kayak tangga helicopter gitu. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 5 jam. Setelah itu kami keluar menembus hutan, kami dijemput mobil pick up yang kemudian mengantarkan kami ke air terjun. Huwaaaa seruw! Kami membersihkan diri dan barang2 di situ. Sayang banget dry bag gw jd bocor gak tau kebeset apa. Barang-barang yang ada di dalamnya basah semua. Untung kamera diplastikkin. BBnya Dipo basah jd gak bisa nyala.

Setelah puas mandi, foto-foto, dan menghabiskan snack kami (ini ilham yang ngabisin!), kami kembali ke penginapan. Lalu sampai di penginapan, buru-buru deh mandi. Eh iya kamar mandinya bisa diinti orang, hihi jadi kalo mau mandi bilang-bilang dulu: “heh awas ya, gw mau mandi!” tapi tetep aja sih serem, ngeri kalo temen2 laki pada khilaf. Hahahaha. Sore itu makanan terasa sangat nikmat. Malam harinya kami habiskan dengan menonton rekaman selama di goa, lalu setelah itu kami main Uno. Esok paginya kami langsung packing dan siap-siap pulang. Sebelum kami pulang, ada group yang baru datang. Ada yang cakep euy. Sayang banget gak kenalan hehe..

Pak Asep mengantarkan kami ke tempat penjualan mochi. Setelah beli mochi, kami makan bakso, kemudian melanjutkan perjalanan. Kami mampir di restoran sunda (masih di sekitar Sukabumi) untuk makan siang. Pukul 4 sore kami sampai di Kebagusan. Huwaaaa senaaaang banget jalan bareng The Dramas! bertualang dan bercurhat bersama ahey! 13 years of friendship, and still counting. Love you all :*

Monday, January 14, 2013

I Found Peace in Baduy



Selamat pagiiiiiii…!!
Yaoloo sibuk banget minggu kemarin, gak sempet nulis. Gw mau cerita my latest trip ke Baduy. Gw udah lama banget pengen ke sana. Akhirnya, Siskom ngajakin. Awalnya Siskom ngajakin katanya bareng temen-temen tripnya, dan jumlah peserta terbatas, jadi gw gak ajak anak-anak LA Galak Sih. Biaya yang diperlukan Rp. 90rb. Satu minggu setelah dari Sanghyang, sebenarnya masih lelah, tapi tetap pergi juga. Toh udah bayar.
Pukul 05:30 gw udah stand by di stasiun KA Tanjung Barat. Gw naik CL yang langsung ke Tanah Abang. Meeting pointnya di sana. Di St. Tanah Abang gw ketemu si PIC, Frita. Doski anak BPI. Daaan ternyata yang ikut banyaaak banget!!! Anak2 BPI. Duh males banget gw kalo jalan rame begitu. Huh kata Siskom yang ikut terbatas..

Pukul 07:45 kami naik kereta ekonomi menuju Rangkas Bitung. Perjalanan memakan waktu selama kurang lebih 1.5 jam. Setelah itu kami naik Elf kurang lebih 2 jam menuju terminal Ciboleger, pintu masuk perkampungan Baduy. Gw makan, cuci muka, dan belanja dulu di Alfa Mart. Oke banget tuh di sana ada Alfa Mart, tapi gak ada Indomart. Di sana banyak anak yang menjual tongkat karena katanya trekking menuju Baduy Dalam cukup curam, jadi tongkat akan sangat membantu. Harga tongkatnya Rp. 2rb. Gw sama Siskom beli.


Setelah siap semuanya, kami berangkat menuju perkampungan Baduy Luar lalu ke Baduy Dalam. Di Baduy Luar kita bebas foto-foto, tapi kalau sudah masuk Baduy Dalam, kita sama sekali gak boleh mengabadikan sesuatu. Treknya luar biasaaa, plus hujan juga. Naik-turun kayak naikk gunung. Kalau naik gunung kan naaiiiikkk terus, lalu setelah dari puncak turuuuuun terus. Nah, kalo ini, lo naik turun nyeberang sungai, baik itu berangkat maupun pulang.

Perjalanan menuju Baduy Dalam normalnya 4 jam. Namun, kemarin gw sama teman-teman se-group jadi paling belakang karena kebanyakan foto-foto, istirahat, plus ada yang cidera. Perjalanan kami jadi memakan waktu 8 jam! Tapi serunya, kami jadi jalan malam. Hehe buat gw sih seru, tapi ada yang nangis kecapean haha. Waktu gw sama teman-teman istirahat, kami coba iseng mematikan head lamp kami, hiiiyy gelap2an di tengah hutan.



Guide kami, Kang Emen, orang Baduy jg, menemukan seekor ular yang bermotif garis hitam-putih, beracun tuh. Pas gw mau coba foto, eh udah kabur. Gw diomelin Kang Emen, karna gak boleh foto. Eh gw gak tau ternyata itu sudah masuk Baduy Dalam. Fotonya langsung gw hapus. Katanya kalau ketahuan motret di Baduy Dalam, bayar sanksinya dengan tinggal 2 minggu di sana dan bantuin berladang. Nah loh.
Pukul 21:00 kami sampai di Baduy Dalam. Namun hujan tak kunjung berhenti. Baduy dalam terdiri dari penduduk yang katanya jumlahnya dibatasi. Rumah mereka rumah panggung yang terbuat dari bambu dan kayu. Mata pencaharian mereka dari bertani dan berladang, juga menenun (bagi perempuan). Di sana sama sekali gak ada listrik. Oyah, pengunjung gak boleh pake celana pendek di atas lutut. Sebaiknya pakai sarung aja.
Group yang lain sudah santai-santai. Kaki gw udah gak tau lagi rasanya kayak apa. Thank God for the Suncream. Kami nginep di rumah Sapri, ganteng ni bocah kayak model, sayang pendek. Orang Baduy rata-rata cakep, pendek, mungkin karena naik turun bukit bawa beban tiap hari. Sapri, 21 tahun, udah punya anak 1. Huaa. Emaknya Sapri aja 38 tahun, anak 5, udah punya cucu. Emaknya Sapri cantik euy. Doi nikah umur 18an kalo gak salah. Beliau cerita, di sana itu sistemnya dijodohin. Kata Sapri, waktu Sapri dijodohin sama istrinya yang sekarang (cantik banget kata temen gw, gw belum liat), di agak nolak. Katanya si cowok bolek nolak, tapi si cewek agak susah kalau nolak. Lalu, kalau ada orang yang mau menikah dengan orang Baduy Dalam, harus mau tinggal di Baduy Dalam.
Setelah menginjakkan kaki di rumah Sapri, gw ganti baju, bersih-bersih pake tisu basah. Setelah itu kami menyerahkan mie instan dan ikan asin yang kami bawa ke ibunya Sapri. Malam itu kami makan mie rebus plus nasi merah. Setelah itu gw dan 2 orang ke sungai untuk pipis. Niat mau cuci muka juga tapi airnya coklat karena hujan.
Malam itu dingiiinnn banget. Gw males buka Sleeping Bag gw, sayang hehe.. udah ada jaket dan sarung ini. Paginya niat mau mandi di sungai ehtapi hujan deraasss. Tapi gw ke pancuran aja untuk cuci muka dan basahin rambut, sayang airnya jadi agak coklat gara2 hujan. Jarak rumah Sapri ke pancuran kira-kira 5 menit, nyeberang jembatan dulu. Waktu lagi di atas jembatan, bisa keliatan tuh yang lagi pipis, mandi, atau nyuci hehe. Oyah, di sana gak boleh pake sabun dan pasta gigi, jadi pakai air ajah.
Pagi itu kami sarapan mie goreng dan ikan asin. Sebelum pulang gw kasih no hp gw ke Sapri. Katanya dia kadang ke Jakarta. Nanti kalau dia mau ke Jakarta dia akan hubungi gw pake hpnya Kang Emen. Dia bilang, perjalanan ke Jakarta memakan waktu 2 hari jalan kaki. Mereka kan gak boleh naik kendaraan, dan gak boleh pakai alas kaki. Ada teman yang bertanya pada seorang bapak Baduy yang menjadi guide kami: “kan kalo gak ketauan gak apa-apa?” Kata bapak itu: “tapi nanti berbohong sama adat”. Wah mereka memegang kuat sekali adat mereka.
Perjalanan pulang hujan masih bertahan. Kami batal ke Jembatan Akar, ciri khas Baduy. huh sebel deh, karena banyak yang pengen jalan tercepat. Opsi lain pengen lewat Hutan Lindung, tapi ternyata hutan lindung gak boleh dilewati sama orang luar Baduy. Perjalanan pulang kami gak kalah luar biasanya dari perjalanan berangkat. Gileeee lumpur semua. Banyak yang jatuh. Thank God gw gak jatuh selama di sana. Makasih, Eigerku..
Pukul 13:30 gw sama my new guy friends sampai di Ciboleger. Akhirnyaaaa… Siskom masih jauh di belakang sama si Dika. Gw langsung ngantri mandi dan makan siang. Gw makan udah kayak gak makan 3 hari. Kemudian Siskom sampai, lalu setelah kami semua beres-beres, kami foto-foto dan beli madu hutan dari Sapri.
Kami ketinggalan kereta Rangkas-Tn. Abang, kami jadi muter-muter dulu deh. Gw sampai rumah jam 10 lewat. Wah. Luar biasa! Btw, panjang amat ini ceritanya. Hahaha.
ini diaa.. Sapri

dari atas ki-ka: Danang, Siskom, Dika, Aji, Gw, Docik, Zainal