Tuesday, April 3, 2012

The Broken Vow

Sekarang pembicaraan agak serius dikit yah! Seminggu lalu rumah gw kedatangan sodara yang sedang bermasalah dalam rumah tangganya. FYI: rumah gw biasa menjadi 'shelter' buat sodara2 gw entah yang sedang ke Jakarta atau sedang bermasalah, entah kenapa mereka gak mau ke rumah sodara yang lain, maunya kesini, walopun rumah gw kecil. yah, gw sering merasa kerepotan sih, apalagi kalo zona pribadi gw terinvasi. tapi mungkin ini cara Tuhan untuk menjadikan keluarga gw saluran berkat. Back to topic, sodara yang gw panggil kakak ini sudah menikah kurang lebih 9 tahun. Mereka belum dikaruniai anak, maka itu mereka mengadopsi seorang anak perempuan. Anaknya udah besar sekarang, 7thn. Kayaknya ini anak orang timur, semacam Flores gitu, ditinggal di RS waktu masih bayi oleh orang tuanya. Sekarang udah jadi Batak hahaha.

Jadi, kakak ini bermasalah karena si suami katanya selingkuh, bawa2 perempuan lain ke rumah, dan suka kasar sama kakak gw ini. Menurut keterangan kakak, masalah ini sudah ada bertahun2, mungkin karena si kakak ga bisa memberi anak. Tapi si kakak ga pernah kasitau keluarga besar, disimpen sendiri. Akhirnya sudah tak tahan, kakak meninggalkan rumah minggu lalu bersama anaknya ke rumah gw. 1 minggu si kakak dan ponakan di rumah gw, begh ribet men! Kerjaan si kakak telponaaan mulu, yah cari tempat curhat kali ya, dan si ponakan ya berantakin rumah. Setelah itu mereka pergi ke Kalimantan tempat keluarga si kakak, dan mungkin berencana akan bercerai.

Ada lagi cerita teman gw. Dia punya teman yang dulu sangat dia kagumi. Namun teman gw ini baru tau ternyata temennya ini MBA dan sebelumnya pernah hamilin anak orang dan ditinggal. Istrinya baru tau berita ini setelah menikah. Ada lagi cerita yang lain tentang seorang aktivis gereja yang ternyata udah ga perjaka lagi. Dan gw yakin masih banyak cerita lain yang cukup mengejutkan, yang membahayakan pernikahan karena tidak ada keterbukaan satu sama lain atau proses pengenalan yang belum cukup dalam.

http://benny2010.blogspot.com/2012/02/god-marriage-and-state.html

What i'm trying to say is, pernikahan itu 1 kali seumur hidup, dipersatukan Allah dan tidak bisa dipisahkan oleh manusia. Gw ngebayangin klo udah mengatakan 'I Do' pada 1 orang itu, lo bakal menghabiskan sisa usia lo bareng dia. Tiap bangun pagi muka diee aja yang lo liat. Karena pernikahan itu kan ga tentang romance and sex aja. Gimana dengan bills to pay, insurance, children, education, belum lagi trauma masa lalu, masalah sama keluarga besar dan mertua, godaan pria/perempuan lain, dll. Terus bagaimana jika dalam pernikahan tidak dikaruniai anak, apakah masih saling mengasihi? Bagaimana jika salah satunya sakit keras, apakah masih mengasihi? Bagaimana jika salah satunya tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis, apakah masih mengasihi? dan pertanyaan2 lain, membuat gw membayangkan pernikahan sebagai a huge vow to hold till the end of life.

Gw selektif dalam memilih seorang pria. Dengan adanya beberapa kasus yang gw dengar, gw jadi makin selektif. Ada cowo yang asik, hobi sama, pekerja keras, tapi jarang ke gereja. wew, lewat deh. Bagaimana nanti jadi kepala rumah tangga yang baik jika prioritas utamanya bukan Tuhan. Sekarang gw lebih milih berteman dulu deh supaya bisa bener2 saling kenal jelek2nya. Gw yakin kok, pertanyaan2 yang di otak gw sekarang akan Tuhan jawab pada waktu-Nya.

No comments:

Post a Comment