Wednesday, April 2, 2014

Pulau Perak



Ini postingan telat, hehe..
Camp di Pulau Perak, Kepulauan Seribu tanggal 8-9 Maret lalu..


Seperti biasa, kami berangkat melalui Muara Angke, naik kapal ke Pulau Harapan. Agak was-was juga karena cuaca agak mendung, sayang banget kalo hujan.. eh benar saja, hujaaaannn! sempat ngeri dengan petir yang menemani kami makan mie rebus di Pulau Harapan. Setelah hujan berhenti, kami melanjutkan perjalanan ke pulau-pulau sekitar untuk snorkeling dan foto-foto. Oya, kami menggunakan jasa kapal Fachri Nuralim. Doi ini SKM loh.




walaupun hujan, waktu snorkeling ombak gak besar, jadi kami sangat menikmati view bawah lautnya. tapi memang sedikit buram sih. Setelah puas foto-foto, kami beranjak ke Pulau Perak dan segera mencari spot tenda. Nah, waktu itu kami menyewa salah satu tenda yang kebeneran tuh tenda baru. Agak aneh designnya sehingga kami bingung, bikin 3x rombak, alhasil ngabisin waktu buat itu tenda ajah! Gak bisa nikmatin sunset dehh.. Tapi memang saat itu gak ada sunset sih.
dapetnya gini doang
 

Setelah beberes, kami secara bergantian ke sumur di tengah pulau.. Ya, jangan ditanya lah ya kebersihannya.. Mandi tanpa liat airnya aja hahaha. Kemudian, masak-masak, mamam, nyanyi2, main ke dermaga deh.




Malamnya gw nggak bisa tidur! panaasss... plus banyak serangga terbang-terbang di tenda kami (tenda cewe), tapi 2 orang teman gw kok nyenyak banget yaa tidurnya. Lalu gw keluar tenda, pas banget pacar gw juga keluar tenda karna ada teman yang ngoroknya lebih keji dari pembunuhan! Terus kami coba tidur di luar tenda deh. Waktu itu kami pasang terpal di antara 2 tenda, semacam halamannya lah. Tapi banyak nyamuk, serangga atau apalah. Udah ngantuk-ngantuk, ehh gw dengar seperti ada angin besar datang dari jauh. Benar aja, datanglah badai.. Kami segera angkatin jemuran, dan pindah lagi ke dalam tenda. Memang bulan segini lagi masa perpindahan cuaca, jadi begitu deh. Tahun lalu juga begitu waktu gw camp di Pulau Semak Daun.

rumah kami yang kuning ini sama yang depannya

Malam itu terjadi badai di Pulau Perak. Tenda cewek bocoorr! hahaha. Basah deh semuanya.. Paginya kami agak berat bangun, karna gerimis. Setelah masak dan sarapan, kami segera beberes untuk pulang. Selain itu, temen-temen masih aja ada yang mau mandi. Haha, karna banyak ini-inu nya, kami jadi telat ke Pulau Harapan (padahal si mamang kapal udah nungguin lama).
Sampai di Harapan, si Fachri agak bete "kok lama?" ahahaha.. Ternyata kapal ke Angke sudah stand by. Huhu lafaaarr.. Udah buru-buru, gak dapet tempat, ehh delay 3 jam karna kemudinya rusak!! Pertama kalinya saya dapet pengalaman kayak gini di Kepulauan Seribu. Alhasil sampai di Angke jam 6!!

Abel, Abby, Lando, Devi, Bunga, Saya, Prima, Herlin, Bernard
enjoy the clip!

Wednesday, March 19, 2014

INDONESIA, SEHAT?



“Saya sudah satu minggu dirawat di sini, tapi masih nggak tahu penyakit saya apa..” ucap seorang pasien di sebuah rumah sakit pemerintah di bilangan Jakarta Selatan. Bagi saya, kalimat ini tidak asing didapatkan dari pasien yang dirawat di rumah sakit pemerintah. Program-program baru pemerintah seperti Jamkesmas, Jampersal, dan BPJS menghasilkan perubahan besar dalam pelayanan kesehatan. Program-program tersebut tampak dapat memberikan kesejahteraan yang diharapkan masyarakat Indonesia selama ini. Namun, saya mendapatkan hal yang berbeda.

Tidak dapat dipungkiri, program Jamkesmas, Jampersal, atau BPJS memang sangat berguna untuk jaminan kesehatan masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah. Saya banyak menemukan pasien yang menderita penyakit jantung, kanker, atau Diabetes Mellitus yang membutuhkan waktu lama untuk akhirnya memeriksakan dirinya karena keterbatasan biaya. Program-program tersebut membuat masyarakat berbondong-bondong untuk menggunakan pelayanan kesehatan pemerintah. Lalu, apa akibatnya? Pasien di rumah sakit pemerintah pun membludak. Sedangkan, tenaga kesehatan terbatas. Hal ini berdampak pada kurang maksimalnya layanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Di samping itu, sarana prasarana atau alat kesehatan yang digunakan juga sangat terbatas. Seperti pada pasien yang saya sebutkan diatas, beliau harus menunggu satu minggu untuk dilakukan pemeriksaan jantung karena alat yang digunakan terbatas, sehingga harus mengantri dengan pasien lain.

Sisi lain yang saya temukan pada fenomena ini ialah banyaknya keluhan yang datang dari petugas kesehatan. Seorang perawat di rumah sakit pemerintah di Jakarta Selatan mengatakan dirinya lelah akan keluhan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan yang kurang baik. Dia mengatakan rumah sakit tempat ia bekerja sudah cukup baik menangani pasien yang overload. Selain itu, ada juga dokter umum di Surabaya yang mengkritik program BPJS yang membuatnya kelelahan menangani pasien sedangkan ia merasa tidak mendapatkan gaji yang sesuai. Saya juga pernah mendapati seorang bidan di Pontianak yang mengatakan harus mengocek kantong sendiri untuk membiayai alat-alat yang kurang, yang digunakan dalam proses persalinan, karena tidak dicover oleh program Jampersal.

Salah satu misi pemerintah dalam Indonesia Sehat 2010 ialah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau. Kemudian program sumber daya kesehatan disebutkan dalam Indonesia Sehat 2015 yaitu pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Isu pelayanan kesehatan bermutu serta jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat Indonesia ini dirasa belum dapat mencapai Indonesia Sehat. Pemerintah perlu kembali mengevaluasi secara akurat implementasi program-program tersebut di seluruh wilayah Indonesia, yang menurut saya, masih sakit. Kesimpulannya, apakah Indonesia sudah siap menjadi sehat? 

Tuesday, February 18, 2014

Edukasi Kesehatan Remaja

ahh gw lupa posting ini..
Kegiatan IYHPS (Indonesian Young Health Professionals' Society) di Oktober 2013 kemarin, melaksanakan edukasi kesehatan reproduksi remaja di SMAN 69 Pulau Pramuka. *sekalian jalan2 hehe
Here are the snapshots!










Mas Topik yang memfasilitasi kami di sana