Tetapi, sering bertemu dengan orang sakit terus mengingatkan gw untuk
bersyukur karena gw sehat. Banyak orang kaya yang nggak bahagia karena sulit bersyukur.
Mungkin duit lo pas-pasan, tapi yang penting lo bisa menikmati hidup dengan cara lo sndiri. Ini moto yang selalu gw tanamkan di hidup gw. Man, hidup cuma 1x, why frown? Cry when u wanna cry. Laugh out loud. Love to the max.
Friday, January 4, 2013
Bersyukur
Tadi gw liat 2 cowok pendek pake jaket untuk menutupi bungkuk dan kelainan pada tubuh mereka. Timbul pertanyaan, apa mereka adik-kakak? Mereka ngajarin gw utk bersyukur..
Mungkin mereka pernah marah sama Tuhan karena kondisi fisik mereka. Tapi tanpa mereka
sadari, mereka sudah berperan mengajarkan orang lain untuk bersyukur. Ironis.
Memang ironis. Melalui hidup mereka, mungkin banyak orang jadi bersyukur. Gw berdoa supaya mereka merasakan damai sejahtera dalam hidup mereka. Resolusi yang selalu ada di list gw tiap tahun adalah menjadi pribadi yang selalu bersyukur. Naik-turun pastinya, tapi terus belajar.
Sebagai manusia mungkin ada beberapa bagian tubuh yang nggak kita suka. Gak muna, gw
juga gitu kok. Bahkan orang ganteng/ cantik aja masih merasa kurang sempurna.
Tuesday, January 1, 2013
Sanghyang Island, Banten
Heyhoo..!
Happy New Year! It’s a brand new year. My year!
Gw mau nulis tentang my latest trip tgl 28-30 Des 12 kemarin ke Pulau
Sanghyang, Banten. Gw pergi bersama teman-teman RnD HPEQ. Awalnya bos gw pengen
dibikinin acara capacity building, lalu gw langsung cari tempat yang bagus yang
belum pernah gw datengin, mumpung gratis, hehe. Lalu setelah searching, gw
memutuskan untuk memberikan proposal ke Pulau Sangiang, atau yang biasa disebut
Pulau Sanghyang. Pulau ini terletak di Banten, seberang Anyer. Dari pelabuhan
Paku Anyer, perjalanan menyeberang memakan waktu 1,5 jam. Waktu googling, gw
menemukan berita banyak yang kecelakaan waktu menyeberang dari dan ke Sanghyang.
Berita ini bikin gw takut, plus ini akhir tahun, laut sedang bergejolak dan
musim hujan, tapi ya berdoa aja.
taking picture before sailing |
Meeting point kami di FX Senayan. Setelah briefing,
kami berangkat menuju Anyer pukul 21:30. Sayang sekali beberapa teman kami
tidak bisa ikut. Kami sampai di Anyer pukul 01:30. Perkiraan gw awalnya adalah
perjalanan memakan waktu 6 jam, ternyata lancar bleh. Kami menginap di rumah
penduduk yang bernama Pak Rais, abang dari Pak Samukti, guide kami. Esoknya kami
bangun pagi untuk kegiatan Exploring and Capturing di wilayah Puskesmas Anyar
(kerja dulu, hehe). Setelah itu kami siap-siap untuk berangkat ke Pulau
Sanghyang. Namun, ombak sedang tinggi-tingginya. Jadi kami menunggu di
pelabuhan cukup lama, kurang lebih 2,5 jam. Saat itu gw khawatir mengecewakan
teman-teman, tapi memang kondisi alam tidak bisa diprediksi. Selain itu,
teman-teman juga belum makan siang, untung ada cemilan. I kept saying them to
pray for the sea. Kami menghabiskan waktu untuk foto-foto dan main Capsa. Finally,
dengan menggunakan 2 kapal, pukul 13:30 kami berangkat menuju Pulau Sanghyang. Waaaaw
ombaknya bener-bener bikin jiper. Beberapa kawan kami muntah di perjalanan. Kasian
Ayu yang sedang hamil.
Pukul 15:00 kami sampai di Pulau Sanghyang, yang
adalah perkampungan nelayan. Pulau ini hanya terdiri dari kurang lebih 10 KK, 1
RT. Umumnya penduduk yang tinggal di sini juga punya rumah di Anyer, jadi mereka
di sini hanya untuk bekerja, atau liburan sekolah. Rumah penduduk terbuat dari
kayu dan umumnya berbentuk rumah panggung. Toilet sangat terbatas. Kami menggunakan
toilet di pendopo pulau untuk mandi. Hanya itu saja kamar mandi yang tertutup. Tempat
ini lumayan terpencil, signal handphone gak nyampe euy. Bener-bener runaway.
menuju penginapan |
Setelah makan siang, kami siap-siap untuk trekking
hutan menuju Goa Kelelawar. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Goa Kelelawar
yang bau kotoran hewan ini berukuran kecil dan langsung menembus laut. Awalnya kami
berpikir kalau kami akan masuk susur goa, ternyata hanya mencapai mulut goa. Di
goa ini banyak terdapat kelelawar, ikan hiu, dan biawak. Keren deh. Setelah foto-foto,
kami beranjak ke sisi lain pulau untuk menikmati sunset, gak tau ini nama
pantainya apa. Di pantai ini banyak kayu dan sampah.
Setelah menikmati sunset, kami kembali ke homestay
untuk bersih-bersih lalu makan malam di pendopo. Malamnya, kami mengadakan
acara sharing sampai jam 12 malam. Alhasil, paginya gak kuat ngeliat sunrise hahaha.
Setelah sarapan pagi, kami menuju Legon Waru untuk snorkelling.
Oh iya, si Pulau Sanghyang tidak terdapak penyewaan snorkel gear dan fin, jadi
harus bawa sendiri dari Jakarta. Gw nyewa snorkel gear dan fin dari Ligoola
yang berlokasi di Tebet, Jakarta. Di Legon Waru banyak karang bagus tapi
ikannya sedikit. Kemudian spot kedua di Legon Bajo. Anjrit, keren dah! Ikan juga
banyak, warna-warni. Sayang banget underwater cameranya bang Freddy udah lowbat
waktu di Legon Waru. Di Legon Bajo banyak karang yang dangkal sekali, jadi
hati-hati banget takut nginjek. Pukul 10:30 kami lunch di pantai Legon Bajo,
sisi lain pulau Sanghyang. Kemudian pukul 11:30 kami berlayar kembali ke Anyer.
Kami harus berangkat sebelum jam 12, karena takut akan ombak yang bergejolak. Ternyata
bener aja, wuih luar biasa ombaknya, baju kami basah semua. Tapi kali ini nggak
ada yang muntah, mungkin karena sudah makan siang.
HPEQ troopers in Love formation |
Kami sampai di rumah Pak Rais pukul 13:00. Kemudian kami
beres-beres, pamit, dan beranjak pulang pukul 15:30. Kami sampai di Jakarta kira-kira
pukul 19:00. Thank God for the end-year runaway :D
ini sedikit videonya
Cheers!
ini sedikit videonya
Cheers!
Location:
Banten, Indonesia
Sunday, December 16, 2012
Pari, I'm in Love
Hollaaaaa...!!
it takes a month to make me write this! Gilee virus kemalasan dalam menulis
kembali menyerang... rrgggggh...
Gw
mau cerita trip gw sebulan yang lalu ke Pulau Pari, di Kepulauan Seribu. Not so
special sih.. tapi gw kan udah janji untuk nulis hahah.. kira-kira dua minggu
sebelumnya gw ke Curug Seribu, Gn. Salak, gak usah gw tulis yaa..
10-11
November 12 kemarin gw ke Pulau Pari bersama komunitas baru gw anak-anak
Lenteng Agung, huee, most of them alumni 28. Cost per orang Cuma Rp 250000. Jam
setengah 4 pagi gw udah bangun untuk siap-siap karena si Cukong mau jemput gw
jam 4 eh taunya jemput 04:30. Pret banget emang tuh orang. Ngantuk banget gw..
setelah jemput gw, kami ke rumah Yusril (doi gak ikut karena sakit). Dari situ
gw, cukong, sama ale berangkat ke stasiun kereta LA. Beegghh ternyata jam 5
kereta penuh mampusss.. gw sampe sekarang masih parno tiap naik kereta ekonomi,
apalagi kalo udah pepes begituh! Malah ada yang pelukan pula. Antara risih dan
iri memang tipis yee..
Jam 6
kami sampai di stasiun kota. Wina dan Icha (baru kenalan di sini) sudah
menunggu. Waaah sudah lama sekali gak ketemu Wina. Gak berapa lama teman-teman
yang lain pun sampai. Kami sempat kebingungan karena si Bit tiba2 menghilang.
Bingung antara mau nunggu dia atau jalan duluan karena takut ketinggalan kapal.
Eh ternyata doi udah duluan berangkat ke Muara Angke. Buset aneh bener tu
bocah.
Kecapean.. Puas tidooorrr |
Tiba
di Angke, gak berapa lama kami naik kapal barang lalu berangkat. Gw tidur total
selama di kapal, lagi kecapean bener deh. Tepat 2 jam perjalanan kami sampai di
Pulau Pari. Wahh kesan pertama yang gw lihat adalah pohon-pohon yang khas di
Pulau Pari.
Setelah foto-foto sebentar di dermaga, kami berangkat ke penginapan. Penginapannya kayak rumah barbie, warna-warni didominasi warna ungu. Di halaman rumah banyak terdapat sepeda. Ternyata di pulau ini umumnya pakai sepeda. Setelah unpacking dan istirahat sebentar, kami main sepeda menuju pusat LIPI. Lalu kami foto-foto, dan kembali ke homestay untuk makan siang. Menunya seperti biasa: ikan.
arrived @ Pari Island |
Setelah foto-foto sebentar di dermaga, kami berangkat ke penginapan. Penginapannya kayak rumah barbie, warna-warni didominasi warna ungu. Di halaman rumah banyak terdapat sepeda. Ternyata di pulau ini umumnya pakai sepeda. Setelah unpacking dan istirahat sebentar, kami main sepeda menuju pusat LIPI. Lalu kami foto-foto, dan kembali ke homestay untuk makan siang. Menunya seperti biasa: ikan.
our cute homestay |
Then,
kami siap-siap untuk snorkeliiiinnnnng!! Snorkelingnya serruuuu.. i like the
underwater view. It was so damn beautiful! Sayang pada saat itu entah kenapa
napas gw pendek deh jadi gak berani ke bawah. Dan sayaang sekali gak ada
underwater camera. Eh ada ikan kakak tua yang kayak di Karjaw juga!
Setelah
puas snorkeling, kami main ke Pulau Tikus. Eh seneng deh gw sama pulau ini.
Tapi kapal gak bisa terlalu dekat, jadi kami harus jalan ke pulau. Nah,
hati-hati, harus pakai alas kaki. Di bawah ternyata ada bulbab sekampung! Kami
mengitari Pulau Tikus sambil foto-foto, kemudian kembali ke kapal. Eh gw foto
megang bulbab loohh hiiiiyyy.. ternyata kalau kita lembut, dia gak nyengat!
Thanks bang Bit yang nangkepin :p di sana juga banyak bintang laut yang warnanya
nyaru sama pasir, jadi, hati-hati ya keinjek.
Si Dugong juga nemuin Teripang hihiy jadi kami poto-poto sama Teripang. Senengnyaa..
Pulau Tikus |
narsis dulu..hehehe |
Teripang unyuu |
Si Dugong juga nemuin Teripang hihiy jadi kami poto-poto sama Teripang. Senengnyaa..
warnanya nyaru sama pasir |
Sunset |
Esoknya gak ada yang kuat bangun untuk sunrise
hahaha.. setelah sarapan kami main di Pantai Pasir Perawan.
Duh sayang banget gw
gak bisa ikutan berenang karna gak ada baju lagi. Cuma bawa 1 untuk ganti
hahahaha. Setelah berenang, kami kembali ke penginapan untuk makan siang dan
beres-beres dan siap-siap pulang. Kami sampai di Angke kira-kira pukul 3 siang.
Setelah itu lanjut ke Depok untuk merayakan ulang tahunnya Harun. Oh iya, niat
awalnya ke Pari itu si Harun mau nembak salah satu teman kami, eeehhhh kagak
kejadian. Huff cemen!
Pantai Pasir Perawan |
Subscribe to:
Posts (Atom)